Dua sisi akibat emansipasi

Posted: 9 November 2011 in opinion

Dua sisi akibat emansipasi Perempuan memang diciptakan dan didudukkan sebagai obyek yang harus dipimpin laki-laki. Namun emansipasi perempuan telah menempatkan perempuan pada dua sisi yang berbeda. Sisi positif dan sisi negative. Dimasa lalu perempuan yang perempuan sebagai ‘mahluk kelas dunia’ yang lemah dan gampang dikuasai oleh kaum lelaki, bodoh, tidak berpendidikan, Hingga kini kebanyakan perempuan kerap menjadi korban kekerasan, penindasan, perkosaan, dan bahkan pengucilan. Bahkan pada jaman jahiliyah dan masih marak kaum kafir , seorang wanita yang melahirkan anak perempuan, maka anak perempuan harus di tanam alias dikubur hidup-hidup karena takut miskin dan hina. Sedemikian buruk kah seorang perempuan dimasa lalu? Seiring berputarnya waktu, dan bergantinya jaman, sesosok perempuan menjadi lebih ideal. Menjadi kaum terpelajar, berfikiran maju, tegar, bebas mendapatkan hak yang sama dalam kehidupan bermasyarakat. Kebebasan hak dan emansipasi perempuan justru menempatkan mereka pada sisi positif dan negative. Berbicara soal kebebasan perempuan disisi negative bahwasanya idealisasi sosok perempuan yang tidak peduli aturan baik aturan agama dan aturan negara malah dapat melumpuhkan moral dan etika menjadi seorang perempuan yang baik. Emansipasi wanita pasca kartini belum cukup menyelamatkan seluruh kehidupan perempuan Indonesia. Kenyataannya, dalam realitas kehidupan masa lalu dan masa kini, kaum perempuan memang masih cenderung menjadi objek atau mengobjekkan diri, untuk kaum lelaki. Maraknya bisnis pelacuran, terselubung maupun terang-terangan, juga media-media porno bergambar perempuan telanjang, dalam hal ini perempuan adalah realitas gender bersisi dua. Pada satu sisi, perempuan menjadi objek kaum lelaki, dan pada sisi lain perempuan sengaja mengobjekkan diri untuk lelaki demi uang. Jadi, perempuan berposisi sebagai objek sekaligus subjek. Kerap kali kabar berita seorang pelajar hamil diluar nikah, kebanyakan germo pelacur adalah perempuan. Sementara, pada banyak kasus pelecehan seksual, seperti yang menimpa para TKI, kalaupun begitu berarti dimasa lalu maupun sekarang pun kaum perempuan jelas-jelas masih menjadi korban laki-laki, perempuan masih menjadi jajahan laki-laki dan diperbudak laki-laki, atau bahkan kehidupan kaum perempuan yang mula nya sudah membaik akan jadi memburuk seperti jaman colonial? Jangan sampai ! mereka sangat layak diselamatkan. Makadari itu untuk membebaskan hal negative dan mencegah agar kehidupan perempuan tidak kembali diperbudak seperti masa lalu, idealisasi dengan kehadiran sosok-sosok perempuan yang memiliki pemikiran positif , etika baik, teladan baik, dapat menjaga moralnya sebagai seorang perempuan, sangatlah dibutuhkan. Selayaknya perempuan yang memiliki teladan baik dapat memerangi pengaruh kehidupan negative. Sikap teladan seorang perempuan juga mampu melawan etika buruk laki-laki dan menjadikan mereka menghormati kaum perempuan. Maka ia akan menjadi pelopor yang mampu membebaskan kaumnya dari kemiskinan, kebodohan dan penindasan. Memimpin proses perubahan sosial kearah kemajuan bangsanya, khususnya kemajuan kaum perempuan. Dalam batasan tertentu perempuan malah menjadi tonggak, dan sangat berperan dalam kehidupan, mendidik keturunannya, memberikan pengayoman bagi keluarganya dan masyarakat.

Tinggalkan komentar